RANGKUMAN KAJIAN JUMAT MALAM, 9 February 2018/25 Jumadil Awal 1439H


Ahad , 11 Februari 2018


RANGKUMAN KAJIAN JUMAT MALAM
Kitab Syarah Al-Hikam (Syaikh Ibnu Atha'illah As-Sakandari)
Pesantren Akmaliah Salafiah 
Jum'at, 09 February 2018/25 Jumadil Awal 1439H
_______________

 

“Andai tidak ada tempat medan peperangan melawan nafsu niscaya tidak akan terlihat dengan jelas siapa yang menuju kepada Allah atau orang yang diam karena sesungguhnya DIA dengan kita tidak ada jarak yang harus ditempuh dengan suatu kendaraan apapun. Begitu juga kita tidak terputus dengan Allah SWT sehingga harus disambungkan”. 

Semua mahluk tidak bercerai dengan Allah SWT yang harus disambung. Telah dibahas mengenai ahlul abid, ahlul murid dan ahlul ‘arif dan sikap adab seorang murid kepada mursyidnya. Juga telah diperingatkan oleh Masyayih bahwa kalian harus hati-hati terhadap :

  1. ULAMA SYUQ yaitu ulama yang lebih menurutkan hawa nafsunya bahkan di dalam dakwahnya pun diliputi nafsunya karena mengajak untuk mencaci maki bahkan mendeskreditkan dan menghasud murid muridnya untuk membenci orang lain.

    Takutnya terhadap ulama syuq harus melebihi daripada takut kepada binatang buas karena mereka mereka bisa menjadikan orang melepaskan iman dan islam bahkan menjadi syirik.

    Contoh : Mengajak murid muridnya ke makam makam untuk mengambil berkah dan lain sebagainya.

    Bagaimana kalian bisa mengambil berkah di dunia kecuali kepada kedua orang tua kalian?

  2. FUQORO yaitu orang fakir yang pikirannya selalu perut dengan kata lain tuhannya itu dunia/uang. Dan orang fuqoro kalau bermusuhan itu sangat jahat.

Orang orang yang menuju kepada Allah SWT hendaknya ada pada dirinya 4 perkara yaitu : 

  1. Taqwa
  2. Ilmu, yaitu hendaklah kalian menetahui dan memahami ilmu tauhid dan hakekat dengan baik dan benar. 
  3. Amal, yaitu jangan terpedaya oleh waktu. 
  4. Harus yakin dan percaya bahwa Allah SWT sangat bertanggung jawab terhadap hamba hamba-Nya

Jika di kitab ihya ulumuddin disebutkan 5 perkara yang harus ada bagi orang yang menuju kepada Allah SWT :

  1. Bekal
  2. Senjata
  3. Kendaraan
  4. Mursyid
  5. Ikhwan/ teman seperjalanan

PERTAMA : TAQWA
Jika kalian belum bertaqwa maka tidak akan bisa sampai kepada-Nya. Taqwa ialah menunjung tinggi perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya (pengertian dasar). Yang dikehendaki taqwa yang sesungguhnya ialah KESADARAN DIRI-mu dimana saja bahwa Allah bersamamu dimana saja kamu berada. Iniah yang diisyaratkan bahwa bertaqwalah kamu dimana saja kamu berada. Bertaqwalah kamu dengan sebenar benarnya taqwa ialah kesadaran bahwa Allah SWT berada dimana saja kamu berada sebagaimana dirman Allah SWT “Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada” (QS. Al Hadid ayat 4).

Sebelum taqwa kalian harus benar benar sadar dalam ibadah/pengabdian dengan standar ihsan ialah saat menyembah Allah SWT seolah olah kamu melihatnya, jika tidak bisa melihat-Nya maka kenali, pahami, yakini bahwa Ia selalu melihatmu. 
Setelah IHSAN maka masuk ke IKHLAS yaitu terkait dengan tauhid. Setelah IKHLAS maka masuk lagi kepada TAQWA maka inilah yang disebut “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu” (QS. Al Hujarat ayat 13)

Taqwa pun bertingkat tingkat di sisi Allah SWT. Oleh karenanya tetaplah kalian menjadi orang yang bertaqwa sesuai dengan yang ditetapkan oleh Allah SWT. Berusaha terus untuk mencapai kesadaran kalian bahwa dimana saja kalian berada disitulah Allah SWT selalu mengawasi. 

Berapa banyak kesadaran kalian dalam keseharian yang hanya 1/3 hari (8 jam perhari)? Dengan begitu kalian akan dapat mengukur tingkat taqwa kalian. Jika kalian

Tetaplah kalian berjuang atas usahamu untuk mencapai taqwa karena usahamu itu mempunyai nilai plus dihadapan Allah SWT sekalipun kalian belum sampai pada tahapan taqwa di atas rata rata namun jika kalian meninggal maka digolongkan sebagai mujahid yaitu orang yang mati syahid memerangi hawa nafsu. Orang orang yang menuju kepada Allah SWT dan yang diperjumpakan dengan Allah SWT harus ada di dalam dirinya TAQWA baik dalam perngertian taqwa terhadap Allah SWT yaitu :

‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ


Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali Imran ayat 102)

Dengan kata lain, meninggal dalam keadaan taqwalah kamu dengan tingkatan taqwa diatas rata rata (minima 50%). Jika tidak, kalian akhirnya hanya mengandalkan syafa’at maka tidak ada kata lain selainkan nunut manut kepada Nabi Muhammar SAW dan warosatul anbiya yang dibawah qodamnya yang disebut Mursyid dan teristimewa jika kalian bertemmu Mursyid yang telah mencapai derajat insan kamil. Bersyukurlah orang orang yang hidup sezaman dengan insan kamil. 

Jangan bermimpi orang yang mau berjumpa dengan Allah SWT jika tanpa berjuang untuk menjadi orang yang bertaqwa. Taqwa dalam pengertian dasar ialah menjunjung tinggi segala perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Jika dasarnya saja sudah rusak seperti salikin yang tarikus syariat maka jangankan berjumpa dengan Allah SWT, mencium aroma tauhid dan hakekat saja tidak yaitu tidak akan menerima manfaat dari apa yang dikajinya bahkan malah menjadi virus yang menggerogoti akidahnya yang akhirnya menenggelamkannya.  

KEDUA : ILMU
Bahwa engkau lihat akan yang jatuh padamu dan pada lainmu daripada Allah maka jangan engkau datangkan akan dia dengan itirod padahalnya taslim bagi ilmu Allah Ta’ala maka bahwasanya ia terlebih mengetahui pada barang yang ada. 

Maksudnya ialah Hendaklah kalian mengetahui dan memahami tauhid dan hakekat dengan baik dan benar. Belajar ilmu tauhid dan hakekat untuk diamalkan dan bukan untuk gagah gagahan sebagai wacana. 

Contoh :
Ada orang yang mengatakan bahwa ia telah sampai pada alam qodim namun setelah dikembalikan pertanyaan jika istrinya diambil orang lain, ia tidak terima. Ini yang disebut ilmu dijadikan sekedar wacana

Jadilah mujahid dan mujahidah dalam medan nafsu kita sendiri. Andai kalian meninggal dan belum sampai kepada-Nya maka kalian telah ditetapkan sebagai mujahid dan mujahidah yang berarti mati syahid. Dan bagi yang mati syahid maka kalian telah mendapatkan yang istimewa yaitu tidak akan diletakkan di al yamin atau al ‘araf melainkan bi ghairi hisab yang tidak melalui jembatan sirotol mutaqim. Nafsu adalah lahan utama peperangan kita dan itulah yang diisyaratkan Rasulullah SAW bahwa saat perang uhud dimana Rasulullah SAW sebagai panglima perang telah memberikan strategi perangnya agar pemahan tetap berjaga diatas bukit uhud sampai ada perintah beliau namun para pemanah tidak berdiam karena takut tidak mendapatkan harta rampasan akhirnya mereka turun bukit yang akhirnya dikepung balik oleh kaum quraisy yang akhirnya banyak sahabat yang syahid termasuk pamannya Rasulullah SAW yaitu Hamzah.

Jika saat ini kalian perang melawan nafsu maka panglima/jendralnya adalah Bapak. Jika kalian telah berani baiat thoriqoh berarti sudah jelas. Adapun kaefiyat yang telah diberikan untuk diamakan maka amalkan. Jangan kalian mengikui nafsu sehingga menyimpang dari kaefiyat salikin. 
Contoh :
Salikin yang sedang melakukan zikir 165 merasa nikmat lalu menambah kaefiyat zikirnya menjadi 200. 

Kalian yang masih mempunyai nafsu mka semangat pengamalannya itu masih labil. Seperti diawal kalian semangat zikirnya 200x kemudian dipertengahan jalan menjadi berkurang. 

Cara lain memerangi hawa nafsu ialah mengurangi makan bisa dengan berpuasa sunnah senin kamis, puasa daud, puasa hari putih, shalat daud (1/3 malam). Shalat nabi Daud sebenarnya adalah shalat fajar. Namun shalat fajar berbeda dengan shalat subuh. Yang terpenting ialah kalian mengamalkannya dengan istiqomah karena istiqomah itu lebih utama dari seribu karomah. 

Jika kalian telah menanggap Bapak sebagai pembimbing kalian maka kalian telah menyerahkan hidup kalian bahwa Bapak menjadi imam kalian yang berarti kalian harus percaya/beriman dan nunut manut. Iman disini paling penting sebagaimana zaman Rasulullah SAW. Jika kalian telah bergeser keimanan kalian maka kalian akan rusa dan masuk dalam golongan munafiq dan kemudian berlanjut menjadi fasiq dan ini berbahaya. Maka dari itu luruskan.

Jadi, hendaklah kalian mengkaji, memahami mengkaji ilmu tauhid dan hakekat dan sekaligus diamalkan, bukan dijadikan sabagai wacana karena ilmu tauhid dan hakekat akan mengantarkan kalian menjadi muhlisin dan muhlisoh. Orang yang ikhlas akan memurnikan akidah dan hati dalam tujuan menuju kepada Allah SWT. Jika tidak maka rusak. Maka dari itu amalkan tauhid dan hakekat. Andaipun Bapak memberikan pemahaman fiqih pasti akan Bapak jelaskan dalam pemahaman hakekat. 
Contoh :
Najis digolongkan menjadi nahis mukhofafah, najis mutawasitoh dan najis mugholadoh. Akan dapat disebut najis apabila dapat dikenali dari rupa, warna dan aroma. 

Hakekat NAJIS
Najis MUKHOFFAH ialah perbuatan yang menghasilkan dosa ringan. 
Bagaimana shalat bisa sah jika falam tubuh kita masih ada najis najis?

Najis MUTAWASITOH yaitu segala bentuk perbuatan yang menghasilkan dosa dan mengotori diri maka itulah yang menjadi najis seperti dosa dosa besar kalian. 

Najis MUGHOLADOH hanya ada satu dalam diri yaitu SYIRIK. Jika masih ada syirik dalam diri maka jangan berharap sah shalatnya. Di dalam al quran disebutkn najis hanya satu yaitu :

‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ إِن شَاءَ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. At Taubah ayat 28)

Syirik dibagi menjadi dua :

  1. SYIRIK JALI, syirik yang terlihat seperti datang ke makam meminta doa, mengkramatkan sesuatu 
  2. SYIRIK KHOFI, syirik yang tidak terlihat yaitu menganggap sesuatu apapun terbitnya dari mahluk dan dikembalikan kepada mahluk. 

Bahwa poin yang kedua ini kalian harus faham mengkaji ilmu tauhid hakekat dan mengamalkannya. Jangan sampai kalian syirik. 

KETIGA
Berpaling kepada waktu bahwa jangan engkau istighol akan dia pada barang yang telah lalu dan tiada pada ia barang yang ada lagi kemudiannya. 

Maksudnya ialah kalian jangan terpedaya oleh waktu. 
Contoh :
- saya sudah zikir lama kenapa tidak ma’rifah?

Dalam berjalan menuju kepada Allah SWT pun harus lurus ke depan, jangan menengok ke kanan, kiri terlebih kebelakang. Menengok ke kiri maksudnya ialah terpedaya pada urusan dunia (seperti kisah Sa’labah), menengok ke kanan maksudnya ialah melihat urusan fiqih (jangan berhenti karena dituduh oleh orang lain sesat), menengok ke belakang maksudnya ialah menyesali masa lalu. Jika Allah SWT turun dengan rahmat-Nya maka dosa sebesar apapun akan diampuni. 

Syeikh Junaidi Al Bagdai mengatakan bahwa : kalian tidak akan merasakan hakekat sebelum dikatakan sesat dan zindiq oleh 1000 ulama shiddiq.

Jika Allah SWT sudah menerima taubat kalian maka sudah selesai dosa dosa yang sebelumnya bahkan syirik sekalipun. Beruntunglah kalian jika bersyhadat dan menyaksikan orang yang membaca syahadat karena dihapuskan semua dosa dosa kalian. 

KEEMPAT 
Bahwa engkau lihat akan Allah SWT dengan suatu perbendaharaan memperoleh nafkah engkau daripadanya dalam dhohir pekerjaan dan bathin ilmumu

Kalian harus yakin dan percaya bahwa Allah sangat tanggung jawab terbadap hamba hamba-Nya. Yang terpenting kalian usaha dan ikhtiar karena maqom salikin itu asbab. Berbeda dengan maqom tadrij/diam yang tidak boleh usaha dalam bisnis. Asbab ialah dalam usaha dunia harus ada usaha dan ikhtiar dan ini wajib. Bagi salikin, rizki tidak diantarkan oleh Allah SWT melainkan dijemput dengan usaha dan ikhtiar. Jika kalian masih dalam maqom asbab kemudian kalian diam maka ini yang salah. Asbab lahir dan batin yaitu asbab lahiriah terkait urusan dunia dan asbab batiniah terkait ibadah. Dalam ibadah jangan sampai berkata “kalau Allah membangunkan ya thoriqoh kalau gak bangung ya sudah”. Bukan begitu seorang salikin. Seorang salikin harus ada usaha dan ikhtiarnya dan semangat dalam beribadh. 

Allah akan menjamin rizki orang yang menuju kepada-Nya Sebagaimana Allah SWT mengatakan dalam QS. Al Isra ayat 1 :

‎سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.


_______________
Dirangkum oleh : Himmah Hizboel