TABAYYUN DENGAN MURSYID DI MUNASSIQ MAMPANG, 01 Oktober 2017/ 11 Muharam 1439H


Senin , 02 Oktober 2017


MUNASSIQ MAMPANG
Hari : Ahad
Tanggal : 01 Oktober 2017/ 11 Muharam 1439H
Lokasi : Rumah Bapak Anwari

_____________________________________________

SALIKIN 
Pedoman umat islam adalah alquran dan alquran terhimpun di dalam surat al fatihah dan inti al fatihah ada pada bismillah. Apa perbedaan antara rahman dengan rahim Allah SWT. Dan bagaimana pengamalannya apakah bisa terpisah atau selalu bergandengan?

MURSYID
Rahman sifatnya umum yaitu sebagaimana yang Allah SWT menyatakan memuliakan semua anak cucu adam dan ini tidak terkecuali termasuk yang lahir dalam keluarga non islam, di eropa tetap dimuliakan oleh Allah SWT. Oleh karenanya ada kalimat fitrah. Bentuk rahman lainnya ialah semua mahluk yang ada di muka bumi ini dijamin rizkinya oleh Allah SWT. Kalian pun jangan kepedean karena ingin mendapatkan rizki dari Allah SWT lalu kalian beribadah. Bukan karena banyak ibadah kemudian Allah SWT memberikan rizki-Nya. Terbukti banyak orang kafir yang sukses sukses. Rahman Allah SWT ialah dimana Allah SWT memelihara sebagai mana Allah SWT memelihara alam semesta. Sedangkan rahim itu khusus untuk rahmat Allah SWT yang cenderung pada wilayah ruhaniah yang dikhususkan bagi orang orang yang beriman. Khusus untuk wilayah akhirat Allah SWT hanya memberikan rahim-Nya kepada orang orang yang beriman yaitu pada kekasih Allah SWT yang dapat masuk ke surga-Nya. Oleh karenanya tertulis :

‎بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Makanya diterjemahkan dengan kata pemurah yang artinya tidak ada batasannya. Sedangkan kata penyayang itu berbeda.
_____________________________________________
SALIKIN Anwari
Mohon penjelasan Bapak mengenai hadis Rasulullah SAW :

‎مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِى بِهِ وَجْهَ اللَّهِ ، بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang membangun masjid (karena mengharap wajah Allah), Allah akan membangunkan bangunan yang semisalnya di surga.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari ‘Utsman bin ‘Affan).

Apakah yang dimaksud dengan kataمَسْجِدًاdisini? Apakah bangunan atau ada makna lainnya?

MURSYID
Kata مَسْجِدًا salah satu maknanya ialah bangunan. Namun ada istilah masjad dan masjid. Kembali lagi pada konteks kata kata dalam bahasa arab itu bisa membias karena pengembangan bahasa arab itu luas. Masjid itu sajada yang berarti sujud/sajid atau yang bersujud. Masjid berarti tempat untuk bersujud yang kemudian dilegalkan dengan sebutan mushola/masjid. 
Yang dikehendaki membangun masjid disini tentunya makna secara umum namun hakekatnya jika kalian menjadikan rumah sebagai tempat sujud maka hakekatnya sama seperti membangun masjid. Oleh karenanya dirikan di dalam rumah itu tempat tempat untuk shalat atau tempat bersujud agar rumah ini diakui sebahagian dari tempat sujud. Termasuk siapapun yang menghidupkan rumah dengan ayat ayat Allah SWT/zikrullah terlebih ada tempat untuk thoriqoh maka hakekatnya sama dengan yang disebut mushola. Oleh karenanya orang zaman dulu selalu berwasiat untuk mengadakan tempat shalat. Siapapun yg mendirikan tempat shalat di dalam rumah maka hakekatnya tempat itu sama dengan l mushola karena di dalamnya ada tempat sujud dan akan dibangunkan oleh Allah rumah di akhirat. Disamping pemahaman membangun masjid yang secara utuh.
_____________________________________________

SALIKIN
Islam di indonesia banyak sekali yang disebut kyai atau ulama. Ulama yang seperti apa yg disebut warosatul anbiya?

MURSYID
Secara umum, kriteria warosatul anbiya ialah al 'ulama. Yang disebut al 'ulama ialah orang orang yang berilmu yang berarti siapa saja yang berilmu (agama). Paradigma orang Indonesia bahwa al 'ulama ialah yang disebut kyai padahal bukan seperti itu. Kalian pun disebut al 'ulama karena kalian berilmu agama.

Di dalam hadis disebutkan :

‎طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ .
“Menuntut ilmu wajib bagi setiap Muslim.”

Kata طَلَبُ الْعِلْمِ disini bukan ilmu umum karena disebut "al ilmu" yang berarti ilmu agama (ma'rifah). Berbeda dengan kalimat seperti :

‎اُطْلُبُوْا العِلْمَ وَلَوْ في الصِّينِ

“Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri China.”

tholabun 'ilmi yang berarti tidak ada ma'rifahnya yang berarti sifatnya umum sehingga boleh disebut ilmu apa saja. Seperti halnya Rasulullah SAW menyatakan bahwa 

‎ اُطْلُبُوا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ
“Tuntutlah ilmu meskipun sampai ke negeri Cina”.

Maksud hadis tersebut terkait dengan jarak yang bukan berarti dalam hal pengobatan.

Kaitan dengan al ulama ialah orang yang ahli dalam agama. Orang yang ahli dalam hal agama banyak sekali termasuk kalian. Salah satu contoh, orang yang bisa membaca fatihah menjadi ulama bagi orang yang belum atau baru bisa membaca fatihah begitu juga orang yang bisa membaca al quran menjadi ulama di antara yang tidak bisa membaca al quran. Namun yg dikehendaki dengan warosatul anbiya ialah orang orang yang berada di bawah qodam Rasulullah SAW, yang memahami 3 ilmu, yaitu :
1. Ilmu syariat yaitu fiqih 
2. Imu hakekat yaitu batiniah
3. Ilmu antara dirinya dan tuhannya yaitu ilmu rahasia sebagaimana Abu Hurairah yang diberikan Ilmu oleh Rasulullah SAW yaitu ilmu fiqih diberikan kepada sekalian umat, ilmu batiniah tidak diberikan kecuali pada ahlinya, ilmu antara aku dan Tuhanku tidak aku berikan kepada lainnya.
Dengan kata lain warosatul anbiya ialah orang orang yang diberikan mandat langsung oleh Allah SWT. Warosatul anbiya ialah mereka yang menanam dan memelihara baik lahir maupun batin murid muridnya dan mengakui murid muridnya sebagai anak ruhaniahnya yang akhirnya pun Rasulullah SAW mengklaim "ana abul arwah".
_____________________________________________

SALIKIN
Bagaimana agar kita dapat merasakan baiti jannati?

MURSYID
Kalimat baiti jannati yang ada di dalamnya SAMARA yaitu sakinah, Mawadah, wa rahmah tentram, bahagia dan mendapatkan rahmat Allah SWT. Rumah yang dikehendaki dengan baiti janati ialah yang kuat tiang dan indah rumahnya. Ingat, wanita adalah tiang rumah tangga. Rumah akan kokoh dan bagus karena ada tiang. Jika tidak ada tiang maka tidak akan bagus. Kokohnya rumah tangga ada pada wanita. Sedangkan Indahnya rumah tergantung pada laki laki. Kemuliaan rumah tangga ada pada laki laki sedangkan kekokohan rumah tangga ada pada wanita. Kemuliaan dan derajat rumah tangga ada pada laki laki sedangkan kekokohan rumah tangga pada wanita. Makanya hadis menyatakan "wanita sebagai tiang rumah tangga"

‎الْمَرْأَةُ عِمَادُ الْبِلاَدِ إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَتِ الْبِلاَدُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَتِ الْبِلاَدُ
Wanita adalah tiang suatu negara (rumah tangga), apabila wanitanya baik maka negara akan baik dan apabila wanita rusak maka negarakapun akan rusak

Shalat disebutkan sebagai tiang agama yang berarti pula wanita sama seperti shalat.

Rumah akan indah apabila didesain dengan baik. Rumah akan hambar jika interior tidak bagus. Tidak cukup rumah itu hanya dengan kokoh melainkan juga diperlukan estetika (interior). Dalam rumah tangga, SAMARA merupakan tanggung jawab laki laki. Sakinah (kenyamanan rumah tangga) itu tanggung jawab wanita sedangkan mawadah (bahagia) dan wa rahmah (rahmat) itu tergantung dari laki laki. Jadi perbandingan wanita dan laki laki ialah 1:2. Tidak akan rumah tangga itu SAMARA jika tidak memahami nilai nilai agama. Sekalipun istri ahli ibadah namun tidak bisa membuat nyaman suami maka tidak bisa rumah tangganya menjadi baiti jannati. Kesimpulannya ialah baini janati jika di dalamnya sudah ada sakinah, mawadah, wa rahmah baik lahir maupun batin. Yang utama ialah saling menyamankan antara suami dan istri. Jika suami istri berlama lama berselisih terutama lebih dari 3 hari maka : 
1. Menutup rejeki yang berkah
2. Jika istri dan suami berantem maka malaikat rahmat dan malaikat hafidun tidak akan mendoakan
Nasehat mursyid agar kita menjadi keluarga yang SAMARA / baiti jannati :
1. Jadikanlah rumah bersih sebagaimana dengan hadis bersih itu sebagian dari iman
2. Pakai wangi wangian untuk ruangan rumah karena Rasul pun suka akan wangi wangian.
_____________________________________________

SALIKAH
Bagaimana hukum kontrasepsi dalam islam?

MURSYID
Secara umum disesuaikan dengan kondisi. Kalau sifatnya mencegah tidak apa. Kalau sifatnya ketakutan ketakutan seperti takut tidak bisa menyekolahkan atau takut karena kurang rejekinya maka alasan itu yang tidak diperbolehkan. Jadi, semua tegantung kepada niat. Bagi Bapak, kalian semua boleh memakai KB dengan kembalikan semua kepada Allah SWT. 
_____________________________________________

SALIKAH
Bagaimana cara agar dagangan ramai?

MURSYID
Untuk mendapatkan dagangan yang berkah dan ramai ialah :
1. Rumah tangga yang SAMARA. Jika kalian nyaman hatinya maka dagangan akan berlimpah rizki. Jika suami istri sudah saling su'udzon maka tidak akan berkah. Disamping doa doa khusus, minimal amalkan shalat tasbih seminggu sekali karena itu shalat tasbih itu sebagai pengendali dan keberkahan untuk wilayah duniawiyah. Hadis menyatakan minimal sekali seumur hidup agar mengunci rezeki sekaligus membersihkan jiwa lahir dan batin. Jaga hati diantara suami istri untuk tidak saling su'udzon terlebih berantem. Redam dan luruhkan hati dengan saling memaafkan.
2. Istiqomah dalam berdoa yaitu doa di saat magrib dan subuh yaitu doa sulaiman sebanyak 7x. Jadikan rizki sebagai alat untuk menuju kepada Allah SWT karena banyak rizki yang bukan untuk menuju kepada Allah SWT.

Doa Sulaiman

بِسْـمِ اللهِ مَاشَـآءَ اللهُ كَانَ وَمَالَمْ يَشَـأ لَمْ يَكُنْ وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّبِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. بِسْـمِ اللهِ شَـافِى بِسْـمِ اللهِ كَافِى بِسْـمِ اللهِ مَعَافِى بِسْـمِ اللهِ الَّذِى لاَيَضُـرُّ مَعَ اسْـمِهِ شَـيْئٌ فِى اْلاَرْضِ وَلاَفِى السَّـمَآءِ وَهُوَ السَّـمِيْعُ الْعَلِيْمُ. بِسْمِ اللهِ يَافَتَّاحُ يَارَزَّاقُ يَاوَهَّابُ يَارَحْمَانُ يَارَحِيْمُ يَاغَنِيُّ يَامُغْنِيُّ أَغْنِنِى (اَكْفِنىِ) بِحَـلاَلِكَ عَنْ حَراَمِكَ وَبِطاَعَتِكَ عَنْ مَعْصِـيَّتِكَ وَبِفَضْـلِكَ عَمَّنْ سِـوَاكَ
“BISMILLAHI MAA SYAA ALLOHU KAN, WAMAA LAM YASYA’ LAM YAKUN, LAA HAULAA WALAA QUWWATA ILLA BILLAHIL ‘ALIYIL AZHIM. BISMILLAHI SYAFI, BISMILLAHI KAFI, BISMILLAH MA’AFI, BISMILLAHIL LADZII LAA YADHURRU MA-ASMIHI SYAIUN FIL ARDHI WALAA FISSAMAA-I, WAHUASSAMI’UL 'ALIIM. BISMILLAHI YA FATAHU YA ROZAKU YA WAHABU YA ROHMANU YA ROHIMU YA GHONIYUN YA MUGHNIYUN, AGHNINI (AKFINI) BIHALAALIKA ‘AN HAROMIKA WABITHO’ATIKA ‘AN MA’SIYATIKA WABIFADHLIKA AMMAN SIWAAK.”

Keterangan:
Pada setiap membaca dari hitungan satu sampai enam kalimat dalam tanda kurung (AKFINI) tidak dibaca, tetapi pada saat hitungan yang ketujuh kalimat “AGHNINI“ tidak dibaca dan diganti bacaannya dengan kalimat “AKFINI” yang ada dalam tanda kurung itu.
_____________________________________________
Dirangkum oleh : Himmah Hizboel