KULTUM PENDAR HIKMAH

SYARAT TAUBAT

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Senin, 28 Mei 2018 / 12 Ramadhan 1439 Hijriyah

“Setiap dosa itu wajib ditaubati dan syaratnya sangat mudah serta sederhana, ada tiga syaratnya bila dosa yang dilakukan itu hanya berhubungan dengan Allah seperti meninggalkan shalat, puasa dan lain sebagainya, bila dosa itu ada hubungannya dengan manusia maka ditambah satu lagi, jadi empat syaratnya antara lain; Pertama berhenti dari perbuatan yang menghasilkan dosa, kedua menyesali atas perbuatannya, ketiga berjanji untuk tidak mengulangi selama-lamanya dan yang ke empat menyelesaikan urusannya dengan orang yang terkait seperti minta maaf atau lain sebagainya. Jika sala satu dari empat perkara tersebut tidak dipenuhi maka tidak sah taubatnya”.

Anak-anakku semuanya,
Kembali lagi kita bersyukur kepada Allah SWT atas anugerah nikmat-Nya yang berilmpah pada diri kita hingga kita bisa menjalankan puasa hingga hari ke-12 ini. 

Anak-anakku semuanya,
Kalau kita mengikuti syarat-syarat untuk mendapatkan ampunan dari Allah SWT berarti tidak bisa lepas dari keteritkatan kta pada pengertian taubat atas dosa dosa yang telah kita lakukan. Jika kita menghitung syarat taubat tentunya kita akan menemui 3 syarat taubat yang dosanya berhubungan dengan Allah SWT. Syarat pertama ialah hendaknya kita berhenti dari segala bentuk kemaksiatan yang akan kita taubati. Yang kedua, menyesali segala bentuk perbuatan yang telah kita lakukan. Yang ketiga, kita harus berjanji untuk tidak mengulangi selama-lamanya. Kemudian apabila ternyata kita ada keterkaiatan dengan manusia maka wajib kita menyelesaikannya baik dalam bentuk minta maaf atau menyelesaikan hutang-hutang. Itulah taubat. Jika salah satu syarat tidak dipenuhi maka tidak sah taubatnya.

Anak-anakku semuanya,
Berarti taubat itu ialah rangkaian dimana kita ingin mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Kemudian jangan kita bayangkan taubat itu harus dengan rangkaian ibadah ritual seolah sakral, tidak haraus begitu. Yang penting kita bersembah sujud kepada Allah SWT. Jika ingin mendapatkan waktu yang khusus maka bangun di malam hari kemudian kita mengingat perbuatan di masa lalu dan kita menyesai perbuatan itu dan berjanji di dalam hati, dihadapan Allah, boleh juga sambil sujud atau boleh juga berjanji setelah melaksanaakan shalatul lail, maka itupun rangakaian taubat. Tidak harus dirangkai dengan harus mandi terlebih dulu, namun yang namanya ingin shalat/ menghadap kepada Allah SWT memang harus bersih-bersih dan istinja hingga membersihkan dengan wudhu dan janabat. Rangkaian tersebut boleh dilakukan dan boleh juga disederhanakan namun bukan pula tidak dilakukan. Intinya ialah menghadap kepada Allah SWT karena memang kita butuh waktu yang sunyi, khusyu maka kita bangun di malam hari, kita sendiri berhadap kepada Allah SWT dengan diawali shalat, kemudijan memuji Allah SWT (zikir) seolah merayu Allah SWT. Dan kita mengaku telah banyak berbuat dosa. Tidak usah malu mau dihadapan Allah SWT karena tidak ada yang tahu dan Allah SWT menjamin kerahasiaannya. Tidak seperti bercerita kepada orang lain belum tentu terjamin kerahasiaanya. Jika kita curhat kepada Allah SWT dengan diakhiri taubatan nasuha maka dijamin kerahasiaannya karena Allah SWT selalu menutupi kekurangan dan aib hamba-Nya dan apabila telah ditutupi aibnya maka jangan dibuka lagi dan jangan mengulaginya. Percayalah Allah SWT Maha Pengampun dan Penyayang.