KULTUM PENDAR HIKMAH

BERSYUKUR DALAM PENGABDIAN

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Ahad, 04 November 2018 / 24 Shafar 1440 Hijriyah

“Bersyukur itu tidak sebatas dalam ucapan yang terungkap dengan kalimat 'Alhamdulillah' atau terimakasih, tapi harus lebih kepada inplementasi kehidupan sehari-hari terutama dalam bentuk pengabdian kepada Allah, baik dalam arti pengabdian "ibadah Ritual" atau "Ibadah Sosial".


Anak-anakku sekalian,

Mari kita kembali mensyukuri segala macam nikmat telah diberikan oleh Allah SWT yang sangat berlimpah dalam kehidupan kita sehari hari. Syukur terhadap Allah SWT tidak sebatas hanya ucap kata tetapi ada implementasi bukti nyata dalam kehidupan terutama ialah dalam ibadah ibadah. Yang harus kita pahami disini ialah bahwa kita sebagai hamba Allah SWT yang diturunkan ke muka bumi ini menjadi khalifah fil ‘ard menjadi pemimpin di muka bumi paling tidak menjadi pemimpin dirinya sendiri, menjadi pemimpin di antara organ dan nasfu kita, menjadi pemimpin terhadap sanak saudara orang terdekat di antara kita. Pemimpin bukan berarti secara formal tapi lebih mengedepankan diri. Oleh karena itu yang harus kita tengarai juga bahwa kita sebagai hamba Allah SWT bersyukur harus mengabdi. Bentuk pengabdian itulah dalam wujud syukur yang sesugguhnya. Kata syukur berarti berterima kasih kepada Allah SWT yang telah menurunkan kita ke muka bumi menjadi hamba yang diistimewakan, menjadi hamba yang sangat amat luar biasa sekali faslitas yang diturunkan Allah SWT. Betapa tidak, kita sebagai hamba tidak bersyukur sementara berlimpah ruahnya rizki kesehatan dan berbagai macam kenikmatan yang sulit untuk dihitung. Oleh karenanya bentuk syukur kita dalam pengabdian kepada Allah SWT. Bagaimana cara pengabdiannya? Tentu saja melalui proses/ tahapan. Pengabdian ada dua yaitu pengabdian sakral/ritual dan pengabdian sosial. Pengabdian sakral yaitu seperti ibadah ibadah sakral. Sedang kan ibadah sosial ialah kehidupan bermasyarakat sehari hari. Bentuk ibadah yang sakral/ritual itu yang harus kita fahami baik baik karena ibadah ibadah sakral itu keterikatan erat dengan kehidupan kita sehari hari, Mari kita runut pengabdian kita kepada Allah SWT dalam bentuk ibadah sakral. Ritual sakral yang kita lakukan seperti shalat dan lain sebagainya itu sebagai awal pembentukan karakter wujud diri kita yang akhirnya menjadi contoh yang disebut uswatun hasanah dalam tingkah laku sehari hari.

Anak-anakku semuanya,

KIta runut pada pengertian yang hakiki dalam pengabdian kita kepada Allah SWT. Kita mengabdi kepada Allah SWT dalam bentuk shalat maka sebelum melakukan shalat ada yang disebut taharah dimana kita harus membersihkan diri. Taharah tentu tidak begitu saja melainkan harus melakukan istinja karena intinya mengabdi kepada Allah SWT shalat itu harus suci dari hadas besar dan kecil, suci dari segala najis najis baik pada badan maupun tempat yang berarti suci tempat, badan dan suci dari segala najis lahir batin yang berarti suci dari hadas kecil dan besar.

Intinya Allah SWT hendak mebersihkan dan mensucikan tidak mempersulit hambanya. Allah SWT hendak tidak mempersulit hamba-Nya melainkan hendak membersihkan hamba-Nya semua agar kalian bersyukur atas nikmat nikmat Allah SWT.

‎مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“…Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al Maidah ayat 6)

Insya Allah kita masuk golongan ornag orang yang mendapatkan berkah, rahmat dan kebersihan dari Allah SWT.