KULTUM PENDAR HIKMAH

ENAM HARI PUASA DI BULAN SYAWAL

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Ahad, 01 Juli 2018 / 17 Syawal 1439 Hijriyah

“Hadis yang menjelaskan tentang puasa sunnah enam hari di bulan Syawal ialah:

‎مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun. (HR. Muslim)”

Anak-anakku sekalian,

Tidak terasa menjalani hidup kita sekarang sudah ada di pertengahan bulan Syawal.

Anak-anakku sekalian,

Di dalam bulan Syawal ini banyak berbagai ibadah sunnah yang (dapat) kita lakukan. Namun yang paling populer ialah puasa syawal. Puasa syawal itu dilakukan setelah Idul Fitri. Jadi, sebenarnya satu hari setelah Idul Fitri itu lebih istimewa dan banyak orang yang melakukannya. Ini menjadi tradisi orang-orang Jawa dimana ada istilah “ba’da syawal’ yaitu lebaran ketupat. Lebaran ketupat itu ialah lebaran satu pekan setelah Idul Fitri. Ini kebiasaan dari orang terdahulu (kyai/santri) yang melakukan puasa syawal satu hari setelah Idul Fitri kemudian (dilanjutkan) berpuasa 6 hari di bulan Syawal sehingga hari ke-7 nya disebut lebaran ketupat. Terlepas dari itu semua, hadis shahih Muslim menerangkan :

‎مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun” HR. Muslim”

Betapa istimewanya orang yang berpuasa 1 tahun penuh. Berarti dengan kata lain, keseharian kita dihukumkan Allah SWT berpuasa. Sementara orang yang berpuasa itu orang yang disanjung oleh Allah SWT. Disanjung dan dipanggil sampai Allah SWT menyatakan “puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya”.

“Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa, sebab ia hanyalah untukku dan Akulah yang akan memberikan balasan padanya secara langsung ”. (HR Bukhari dalam Shahihnya: 7/226 dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).

Orang-orang yang berpuasa itu akan dipanggil oleh Allah SWT yaitu memasuki pintu royyan. Royyan jika diartikan dalam bahasa Indoesia sama saja dengan kesetaraan/kesamaan. Artinya orang yang berpuasa itu menahan dahaga dan lapar dan orang yang masuk ke pintu royyan tadi ialah orang itu tidak akan merasakan kelaparan dan kehausan, itulah yang dikehendaki babul royyan. Sementara orang yang berpuasa di bulan Syawal 6 hari itu istimewa sekalli karena dihukumkan berpuasa setahun penuh dimana dia mendapatkan nilai istimewa di sisi Allah SWT dimana Allah SWT menyatakan “Aku yang langsung akan membalasnya”. Kalau Allah SWT yang langsung membalasnya maka sesuka-suka Allah SWT, Allah memepunyai kehendak dengan balasan apa saja entah dengan diistimewakan apa saja dan bahkan dilimpahkan keberkahan sepanjang hidupnya. Catatan disini ialah jangan terbayang Babul Royyan seperti apa di surga. Memang Babul Royyan ada dan nyata dan Insya Allah kita semua golongan orang yang masuk surga melalui pintu ke-8 yaitu Babun Royyan. Namun Babul Royyan di dunia ini harus kita sadari bahwa kita tidak akan menjadi orang yang kelaparan dan kehausan karena kita berlimpah berkah dengan rizki yang luar biasa dan itulah istimewanya orang berpuasa. Oleh karena itu, jika orang berpuasa kemudian ada yang memberikan hidangan untuk berbuka puasa maka Allah SWT akan memberikan rizki yang berlimpah dan itu juga disebut Babul Royyan.


Anak-anakku sekalian,

Semoga kita semua golongan orang-orang yang benar-benar memasuki pintu Royyan bahkan sudah dirasakan Babul Royyan itu di dunia dimana kita mendapatkan keberkahan rizki. Jadi, orang-orang yang berpuasa akan diberikan keberkahan yang berlimpah.