KHUTBAH IDUL ADHA MURSYID AKMALIAH PESANTREN AKMALIAH SALAFIAH, Minggu, 11 Agustus 2019/10 Dzul Hijjah 1440H


Selasa , 13 Agustus 2019 Event Khusus


 

KHUTBAH IDUL ADHA MURSYID AKMALIAH
PESANTREN AKMALIAH SALAFIAH
Minggu, 11 Agustus 2019/10 Dzul Hijjah 1440H

_______________

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar 
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar 
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar 
wa lillahil hamd

Kita berkumpul disini untuk mendapatkan cinta dan ridho dari Allah SWT dan insya Allah kita semua mendapatkannya amin ya robbal ‘alamin. 

Yang perlu kita pertegas disini ialah kita sebagai hamba Allah SWT yang telah diciptakan oleh Allah SWT dan diturunkan ke muka bumi ini. Kita harus bersyukur atas anugerah yang berlimpah dari Allah SWT. Yang harus kita ketahui pula dan garis bawahi bahwa Allah SWT menurunkan kita ke muka bumi ini karena Allah SWT suka untuk dikenal oleh hamba hamba-Nya. Ini tesirat di dalam firman-Nya dalam hadis qudsi:

كُنْتُ كَنْزًا مُخْفِيًّا فَأَحْبَبْتُ اَنْ اُعْرِفَ فَخَلَقْتُ الْخَلْقَ فَبِي    يَعْرِفُنِي

“Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, karena Aku suka dikenal, maka Aku ciptakan mahluk, maka dengan-Ku ia mengenal-Ku”.

Maka dengan kata lain bahwa Allah SWT menciptakan mahluk untuk dikenal dan mahluk diciptakan Allah SWT dan disebut sukses sebagai mahluk fii ahsani takwim apabila ia telah mengenal tuhannya. Kalau belum mengenal tuhannya mak ia tidak disebut sebagai mahluk fii ahsani takwim. Oleh karenanya di dalam firman-Nya ditekankan :

‎وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini. (QS Al Hijr ayat 99)

Mengenal Allah SWT mulai dari perbuatan, nama, sifat dan zat-Nya. Itulah hakekat dan fitrah manusia diciptakan di muka bumi ini untuk mengenal-Nya. Bagi siapa saja yang tidak mengenal Allah SWT, maka sebagaimana hadis :
“awaludin marifatullah, awal mula beragama mengenal Allah”.

Tidak disebut beragama apabila ia tidak mengenal tuhannya. Di dalam muqodimah kitab kitab tauhid dijelaskan (maqola para arifin billah) :

لاَ تَصِحُّ الْعِبَادَةُ إلاّ بَعْدَ مَعْرِفَةِ الْمَعْبُوْدِ

“Tidak sah ibadah (seorang hamba) kecuali setelah mengetahui (mengenal Allah) yang wajib disembah”

Persembahan disini boleh dalam arti ritual dan sosial. Bagi orang orang umum mengenal menyembah kepada Allah SWT dalam konteks ritual, padahal sosialpun bentuk persembahan kepada Allah SWT. 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar 
wa lillahil hamd

Kalau sudah berbicara masalah persembahan ini terkait erat dengan peristiwa Nabi Ibrahim as yang akhirnya di abadikan dan disyariatkan oleh Nabi Muhammad SAW karena kita disuruh mengikuti Abu tauhid maka puncaknya ialah Nabi Ibrahim as. Perjalanan beliau sangat istimewa dan luar biasa sebagaimana divisualkan dalam ibadah haji dengan segala manasiknya. Semua itu ekspresi yang dinyatakan dan perlu diambil hikmahnya bahwa di dalamnya ada keistimewaan. Ada yang disebut persiapan pelaksanaan haji seperti di mina untuk mempersiapkan perjalanan yang lebih istimewa lagi. Perlu dipahami disini bahwa perjalanan haji itu tidak lepas dari perjuangan menuju kepada Allah SWT. Kenapa kita disuruh istirahat dulu di mina dan mempersiapkan semuanya sebelum haji? Ini sebagai isyarat bahwa kita harus mempersiakan diri sebelum menuju kepada Allah SWT. Persiapan secara lahiriah ialah mempersiapkan fisik dan persiapan secara ruhaniah ialah saat hari tarwiyah yaitu hari renungan dimana nabi Ibrahim as telah mendapatkan perintah untuk mengorbankan anaknya. Ini disebut ibadah nusuq. Renungan tersebut ialah benar benar ditelaah, benarkah ini perintah Allah SWT ataukah ini pengecohan syaitan? Jangan kira para nabi tidak dikecoh syaitan? Namun mereka sangat kuat. Karena hentakannya masuk ke dalam hati antara firman Allah SWT dengan bisikan syaitan itu sulit dibedakan kecuali orang orang yang mendapatkan petunjuk. Tidak ubahnya seperti kalian, bisikan bisikan yang datang dari “malaikat” atau dari “syaitan” itu semua ada dalam diri kita dan sulit dibedakn. Bisa dibedakan secara lahirian ialah itu baik atau buruk.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar 
wa lillahil hamd

Setelah dipastikan bahwa itu benar perintah Allah SWT maka nabi Ibrahim as pergi ke arafah. Arafah itu artinya ma’rifah yang berarti mengetahui/faham maka saat itu beliau faham betul ia mengenal Allah SWT. Sebelumnya beliau belum mengenal secara utuh, makanya beliau menganggap bahwa bintang matahari itu sebagai tuhan dan ia akhirnya menolak bahwa itu semua bukan tuhan karena itu semua fana. Pada saat perintah pertamanya maka ia yakin bahwa Allahu Ahad, Allahus somad walau ia harus mengorbankan yang disebut ibadah nusuq sekalipun. 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar 
wa lillahil hamd

Dengan kata lain mengenal Allah SWT itu tidak mudah dan tidak instan. Oleh karenanya kalian diberikan hidup. Hidup itu perjuangan dan dalam perjuangan ada resiko ujian dan cobaan. Oleh karenanya pada rakaat kedua dibacakan surat :

‎وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Semua itu ialah catatannya untuk orang yang sabar maka Allah SWT menyuruh beri kabar terhadap orang yang sabar. Yang sabar ialah orang yang bersikap dengan cara tauhid dengan mengembalikan kepada Allah SWT. Orang akan selamat jika hidup dengan cara tauhid. Tidak akan selamat orang yang tidak faham dan tidak mengerti tauhid karena hakekatnya ia tidak beragama walaupun ia ulama besar sekalipun. Sehingga saat menghadapi kehidupan mereka mengatakan “semua ini datangnya dari Allah SWT dan kembali kepada Allah SWT” ini adalah konsep tauhid yaitu Syuhudul katsroh fil wahdah, syuhudul wahdah fil katsroh. Jadi Syuhudul katsroh fil wahdah, syuhudul wahdah fil katsroh sesungguhnya kalian harus pandang bahwa semua kembali kepada Allah SWT dan semua dari Allah SWT (Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun).

Dalam prinsip tauhid sengaja di dahulukan syuhudul katsroh fil wahdah agar mempermudah para salikin dalam meraih perjalanannya menuju kepada Allah SWT. 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar 
wa lillahil hamd

Oleh karenanya orang yang menuju kepada Allah SWT pasti diuji yang terkait pengorbannannya. Di dalam firman Allah SWT :

‎إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah milik Allah, Tuhan semesta alam.”(QS. Al An’am ayat 162).

Sesungguhnya shalatku (ibadah ritual), nusuq (ibadah sosial) bahwa semua itu milik Allah SWT bukan milik kita. Jangan kalian mengatakan untuk Allah SWT. Dari mana kalian mendapatkan hidup dan dapat beribadah?

Jadi siapapun diantara kalian kalau menuju kepada Allah SWT kalian masih terikat cinta kasih selain kepada Allah SWT maka jangan harap kalian berjumpa dengan Allah SWT. Jangankan berjumpa dengan Allah SWT, untuk memahami dan mengerti Ilmu tauhid dan hakekat saja susah. Kalian boleh menjadi kaya dan sukses namun jangan sampai menjadi sampah sampah pada diri kalian yang akhrinya menyebabkan pengap. Kalau sudah pengap maka tidak menutup kemungkinan akan tersesat di jalan yang terang. 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar 
wa lillahil hamd

Oleh karena ibadah nusuq itu penting. Nabiyullah Ibrahim as harus meletakkan rasa cintanya kepada Ismail as yang telah ditinggal selama 24tahun kemudian ia harus qurbankan. Namun bagi kalian bukan berarti persis seperti Nabiyullah Ibrahim as yang akhrinya kalian menyimpulkan mendapatkan ilham untuk mengurbankan anak kalian. Ini kekeliruan yang sangat besar. Yang ada ialah nusuqnya dimana kalian harus berqurban dan mengurbankan harta kalian. Dan mengurbankan harta yang paling bagus ialah yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali hanya Allah SWT. Dalam hal ini kalian setahun sekali berqurban. Oleh karenanya tidak ada istilah “saya sudah berqurban tahun kemarin”. Jika kalian ada rizki kemudian kalian tidak berqurban maka jangan berharap bisa memahami, menikmati dan merasakan ilmu tauhid dan hakekat karena kalian masih terpenjara oleh dunia. Panggilan Allah SWT ialah berqurban. Kalau kalian tidak mau berqurban maka kembalikan kepada diri kalian sendiri. 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar 
wa lillahil hamd

Oleh karena itu mari kita kembali ke dalam diri kita sendiri yaitu muhasabah/koreksi dan renungkan ke dalam diri kita. Sudahkah kita menjadi orang yang zuhud? Zuhur Yaitu melepaskan keterikatan kita dari dunia, dari hati kita bukan secara lahiriah. Kalian boleh kaya raya namun harus tetap zuhud, jangan dimasukkan ke dalam hati. Sebagaimana Nabi Sulaiman as pun kaya raya namun beliau orang yang mengenal tuhannya karena mampu melepaskan diri dari keterikatan dunia. Oleh karenanya kalian boleh jadi orang kaya mamun kalian harus zuhud membenci dunia untuk masuk ke dalam hati. Dunia cukup di tangan dan jangan masuk ke dalam hati. Oleh karenanya semuanya kita persembahkan kepada Allah SWT baik secara ritual maupun sosial. Insya allah ibadah nusuq kita Allah SWT menerimanya dan kita dikabulkan semua pengorbanan kita di hadapan Allah SWT. 
_______________

Dirangkum oleh: Himmah Hizboel