Perjuangan melawan nafsu adalah bentuk pergulatan hidup manusia. Cinta adalah pemicunya. Mencintai apapun selain Allah ibarat memahat sesuatu yang menjelma menjadi tuhan-tuhan selain Dia. "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmuNya." (Al Jaatsiyah: 23).
Mulai dari awal penciptaan, Allah telah menetapkan manusia sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi. "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Al Baqarah: 30).
Dengan predikat sebagai pemimpin, manusia termasuk makhluk yang paling sempurna dalam ciptaanNya. Sebagaimana wujud manusia yang terdiri dari jasmani, nafsani dan rohani. "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (At Tiin: 4).
Jasmani adalah fisik manusia yang hanya dapat berinteraksi dengan kehidupan yang serba lahiriah (dunia). Berbeda dengan nafsani, yaitu jiwa yang dapat mewarnai sifat dan karakter manusia sesuai dengan ilham yang diberikan Allah padanya. "Dan nafsu (jiwa) serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya." (Asy Syams: 7 dan 8).
Adapun roh itu ada pada rahasia Allah, tidak ada yang mengetahuinya kecuali hanya sedikit saja. "Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit." (Al Israa': 85).
Dengan fasilitas yang telah disediakan Allah di dunia, manusia dengan jasmani dan jiwanya berkembang sesuai dengan fitrahnya. "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Ar Ruum: 30).