RAP 20.16


Ahad , 15 Mei 2016

Rap 20.16

Rap 20.16


CINTA KASIH ALLAH
Bagian Ketiga

Anak-anakku… Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan. Tapi sebelumnya kita akan berada di bulan Sya’ban. Tepat di malam ke limabelas bulan Sya’ban disebut sebagai malam Nisyfu Sya’ban. Malam dimana terbuka pintu-pintu ampunan dan taubat. Allah akan mengampuni siapa saja yang khusyuk memanjatkan doa di malam itu. Diawali dengan shalat Maghrib berjamaah, kemudian lanjut dengan shalat Muthlaq dan shalat Tasbih, setelah itu berzikir dan berdoa hingga masuk waktu Isa. Waktu antara Maghrib dan Isa adalah waktu yang mustajabah untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah Ta’ala. Di waktu itulah seluruh Malaikat turun ke bumi untuk mencatat niat dan keinginan orang-orang yang berjalan menuju kepada Allah. Berbagai hal tak ada yang luput dicatat oleh Malaikat. Khususnya doa dari orang-orang yang memohon ampun dan hendak membersihkan hati dan jiwanya untuk menghadapi bulan Ramadhan.

Dalam Islam ada tiga bulan istimewa yaitu, bulan Rajab, bulan Sya’ban, dan bulan Ramadhan. Bulan Rajab disebut juga sebagai bulah syahrullah – bulannya Allah. Karena di bulan itulah Baginda Rasulullah SAW melakukan perjalanan Isra mi’raj dan berjumpa dengan Allah Ta’ala di Arsy. Peristiwa Isra Mi’raj adalah peristiwa yang sangat spektakuler dalam sejarah Islam. Itu sebabnya bulan Rajab disebut sebagai Syahrullah – bulannya Allah. Sedangkan bulan Sya’ban disebut sebagai Syahruniy – bulanku (bulannya Nabi). Bulan dimana malam-malamnya dilalui oleh beliau untuk memohon ampunan kepada Allah Ta’ala. Dan Ramadhan disebut sebagai Syahrul Mubarok – syahru ummati – bulannya umatku (umat Nabi Muhammad SAW). Mengapa demikian? Karena di bulan Ramadhan itulah Allah sengaja melipat gandakan semua pahala bagi barang siapa yang melakukan ibadah dan kebaikan. Di bulan Ramadhan pula kita harus berpuasa, dan harus menghidupkan malam-malamnya dengan berbagai ibadah mulai dari tadarus, zikir, hingga i’tikaf.

Ramadhan adalah bulan yang istimewa dan disebut pula sebagai bulan yang lebih baik dari seribu bulan (Lailatul Qodri). Bulan penuh rahmat dan ampunan. Dan bulan dimana kalian bebas dari api neraka. Sehingga, perbuatan baik apa saja yang dilakukan dengan istiqomah di bulan itu akan mendapat pahala yang berlipat-lipat. Selama Ramadhan semua kebaikan mendapat pahala sepuluh kali lipat. Mulai dari puasa, shalat di malam hari, dan bershadaqoh mengumpulkan zakat, semua mendapat pahala sepuluh kali lipat dari Allah Ta’ala.

Karena itu wahai anak-anakku… berbahagialah kalian yang masih diperjumpakan dengan bulan Ramadhan dan manfaatkanlah untuk beribadah dengan sebaik mungkin. Dan, merugilah orang-orang yang diberi kesempatan memasuki bulan Ramadhan tapi tidak memanfaatkannya untuk beramal ibadah semaksimal mungkin.

Di dalam bulan Ramadhan pula ada malam istimewa yang disebut malam Lailatul Qodr (bulan yang lebih baik dari seribu bulan). Adanya di malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Setiap orang berkesempatan untuk mendapatkan malam istimewa itu, kendati ia tengah tertidur. Karena, Lailatul Qodr itu bertingkat-tingkat. Ada orang yang mendapatkannya dalam keadaan tidur, tapi ada juga yang dalam keadaan terjaga. Semua tergantung maqom dan level spiritual orang per-orang. Tapi yang jelas, siapa pun yang mendapatkan Malam Lailatul Qodr dia adalah lebih baik dari seribu bulan. Artinya, kalau lebih baik dari seribu bulan berarti lebih dari seribu, kalau kalian dalam kondisi ibadah pada Malam Lailatul Qodr itu, sama dengan kalian ibadah selama seribu bulan. Kalian bisa bayangkan orang yang beribadah selama seribu bulan dan tidak melakukan apapun apalagi kemaksiatan selama seribu bulan. Dan itu sama saja dengan yang disebut Dakhola hizni – masuk ke area-Ku, masuk ke jannah-Ku, masuk ke istana-Ku. Wa ma dakhola hizni, aamina min adzabi – barangsiapa yang masuk ke istana-Ku, maka dia aman dari azab-Ku. Pantas saja sepuluh malam terakhir dimana terdapat Malam Lailatul Qodr disebut sebagai itqun minannar – terlepas dari bencana api neraka. Demikian istimewanya bulan Ramadhan dan Malam Lailatul Qodr. Lalu, apakah kita tidak tergiur dengan itu semua? Itu sebabnya, para sahabat dulu menyambut bulan Ramadhan dengan penuh sukacita.

by hizboel