TAMAK (Intaha)
Bagian Keempat
Anak-anaku sekalian… Merdekalah dalam mencintai. Merdeka dalam arti tidak menghamba. Kalau kalian tidak merdeka, akan muncul cemburu yang kemudian berkembang menjadi zhon (sangka-sangka). Berilah kepercayaan penuh kepada pasangan. Kepercayaan yang lahir dari kesadaran tidak merasa memiliki dan menguasai. Dalam hubungan cinta kasih dengan Allah pun berlaku aturan, “jika kalian ingin dicintai Allah jangan kalian mencintai sesuatu selain diri-Nya.”
Sekali lagi, serakah dan tamak dilarang untuk hal apa saja (selain ilmu dan amal). Tamak ingin mendapatkan popularitas, ingin kaya raya, ingin memiliki kedudukan tinggi, dan lain-lain. Tamak akan membuat orang menghalalkan segala cara untuk meraih ambisinya. Tak sedikit karyawan yang menghinakan diri, banyak pula wanita dan laki-laki yang juga menghinakan diri karena tamak. Oleh karena itu, kalian harus sangat berhati-hati agar tidak terpenjara oleh sikap tamak. Kalian juga jangan serakah. Lihatlah, contohnya burung elang yang tak henti mengejar mangsa meski perutnya sudah kenyang. Sifat kebinatangannya membuatnya serakah dan tak henti mengoyak tubuh mangsanya meski dia tidak dalam keadaan lapar. Begitu juga kalian. Kalau sudah mendapatkan rezeki yang cukup hendaknya “berhentilah sejenak” untuk mensyukuri semua yang telah diperoleh.
Lawan kata dari tamak adalah qona’ah (menerima dengan lapang dada). Jika tamak tumbuh dari hati yang buruk, maka qona’ah tumbuh dari hati yang baik. Salah satu cara mengendalikan sifat tamak adalah dengan menumbuhkan dan memelihara sifat qona’ah. Hakikat qona’ah adalah kaya secara batiniah. “Man qona’ah istaghna” – Barangsiapa yang qona’ah maka diberikan kekayaan batin oleh Allah Taala. Artinya, hatinya tenteram dan tidak mudah tertipu oleh sesuatu dan oleh siapa pun.
Pada hakikatnya setiap manusia mempunyai potensi tamak. Namun, tak setiap orang mudah terpicu untuk menjadi tamak (muncul sifat tamaknya). Zaman sekarang banyak sekali penipuan berkedok menang undian dan investasi dengan keuntungan berlipat ganda. Kalau kalian tidak qona’ah maka kalian akan mudah tergiur dan mudah tertipu. Padahal, yang harus kalian sadari adalah dalam hidup ini tidak ada yang instan. Setiap hal butuh proses. Ingin mendapat hasil lebih banyak ya harus bekerja lebih keras, misalnya. Orang yang tamak adalah orang yang ingin memperoleh sesuatu dalam waktu cepat. Dan orang yang tamak adalah orang yang tak henti mengejar ambisi. Oleh karena itu, tenteramkan diri dan hati kalian. Genggam erat sifat qona’ah. Sifat qona’ah adalah juga menerima hidup apa adanya. Menerima apa saja yang diberikan oleh Allah Taala, dan senantiasa bersyukur atas setiap hal yang terjadi. “Lain syakartum laa adziidannakum” – Apabila kalian mensyukuri nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Allah, maka Allah akan menambah dan melipat gandakan nikmat-Nya.
Anak-anakku sekalian… Perbanyaklah ibadah dan terus meneruslah memperbaiki kualitas ibadah kalian. Tumbuh kembangkan sifat qona’ah agar bisa menerima hidup apa adanya. Terima apa saja yang Allah anugerahkan untuk kalian. Terima kekurangan dan kelebihan pasangan. Terimalah seberapa pun besarnya rezeki yang menghampiri. Kalau menuruti nafsu, manusia tak pernah puas. Karena itu, nikmati hidup apa adanya dan tenteramlah dengan keadaan yang sudah Allah tetapkan. Jangan terpenjara oleh apa saja yang kalian miliki, jangan tergopoh-gopoh, jangan merasa tertindas, dan jangan biarkan diri diperhamba oleh apa saja yang kalian miliki. Merdekalah!
Sifat qona’ah milik orang-orang yang mau merenung, introspeksi, mawas diri, dan mengerti ilmu tauhid dan hakikat. Orang semacam itu bisa menerima hidup apa adanya, dan senantiasa mensyukuri apa saja yang dianugerahkan oleh Allah Taala tanpa mengabaikan usaha dan ikhtiar. Namun, dalam usaha dan ikhtiarnya tidak disertai sifat tamak, tidak dibimbing oleh angan-angan dan harapan semu. Usaha dan ikhtiarnya senantiasa disandarkan kepada Allah Taala. Insya Allah kita senantiasa dibimbing oleh Allah Taala. Aamin Ya Robbal Alamin. (Intaha)
by hizboel