Oleh : CM. Hizboel Wathony
Sabtu, 07 April 2018 /
20 Rajab 1439 Hijriyah
Anak-anakku semuanya,
salah satu di antara penyakit di dalam diri kita, penyakit batiniah/ penyakit hati ialah HASUD.
Hasud ini sangat amat berbahaya juga. Dimana hasud itu juga dijelaskan di dalam beberapa hadis yakni bahwa orang yang mempunyai hasud itu ibadahnya hangus oleh hasud (yang) diumpamakan seperti orang yang mencari kayu bakar dan akhirnya terbakar di jalan.
HASUD, kebanyakan orang memaknakan sebatas iri dan dengki, itu sudah bagus dan benar tetapi jangan sebatas di permukaan itu dan dengki itu hanya pada wilayah tentang harta benda atau lainnya. Secara umum seperti orang mengatakan kamu iri terbadap si A/si B, kamu iri karena ia kaya, kamu iri karena ia pintar, sebenarnya bukan itu yang dikehendaki hasud yang sesungguhnya.
Hakekat hasud ialah dimana orang selalu menghalang halangi kegiatan orang lain di dalam menuju kepada Allah SWT. Makanya Abu Lahab disebut orang yang paling hasud bahkan rajanya hasud termasuk istrinya sampai diabadikan di dalam Al Quran.
Jadi, hasud itu ialah seseorang yang menghalangi ibadahnya orang lain baik ibadah ritual maupun sosial. Contoh ibadah ritual ialah seperti seorang istri yang menghalangi suaminya/mencegah suaminya untuk beribadah malam hari atau untuk melakukan shalat di masjid itu masuk dalam kategori hasud atau seorang istri (yang) cemberut dan tidak suka suaminya menolong orang lain, mengentaskan orang orang miskin, memperkerjakan orang orang terlantar yang tidak mempunyai pekerjaan.
Intinya hasud ialah dimana orang itu mengalang-halangi ibadah orang lain, menghalang/halangi pengabdian orang lain terhadap Allah SWT. Oleh karena itu, kita disuruh berlindung dari orang orang yang hasud tatkala orang itu sedang melakukan kegiatan hasudnya.
Ada orang mau berangkat ke pengajian kemudian teman yang lain mengatakan “lebih baik jalan atau pergi karena mengaji itu bisa setiap hari sedangkan bertemu dengan teman teman belum tentu satu tahun sekali” ini merupakan rayuan hasud atau mungkin juga mengatakan “lebih baik menghadari resepsi pernikahan daripada shalat malam atau mengaji”. Yang harus dipahami disini apabila ada dua persoalan yang bersamaan maka bijaklah untuk memilih dengan baik dan benar. Jika ingin selamat maka pilihlah agamamu, pilihlah karena Allah SWT, jangan memilih karena nafsu. Hasud itu banyak sekali jika kita urai dalam kehidupan sehari hari karena tidak sedikit teman menghasud temannya. Orang tua menghasud anaknya atau sebaliknya. Istri menghasud suami atau sebaliknya bahkan ada juga orang yang notabene sebagai “public figure” menghasud untuk membenci orang lain. Na’udzubillahi min dzalik.
Hindari diri kita dari penyakit hasud dan hindari diri kita tetular dari penyakit hasud karena penyakit itu sangat mudah menular.
Wahai anak anakku semuanya,
Berdoalah semoga kita terhindar dari penyakit hasud tersebut.