KULTUM PENDAR HIKMAH

MENYIBAK TIRAI TAKDIR

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Kamis, 31 Mei 2018 / 15 Ramadhan 1439 Hijriyah

“Sekuat apapun dalam berjuang untuk menggapai sesuatu, tetap saja tidak bisa menyingkap tirai takdir, begitu pula dalam beribadah dan berdoa yang tidak akan bisa menggeser takdir zaman azali”.

Anak-anakku semuanya,
Kembali lagi kita memang harus bersyukur kepada Allah SWT karena masih diberi kesempatan umur panjang sehinga kita tetap bisa melaksakan ibadah di bulan Ramadhan baik dalam bentuk ibadah pusa, shalat malam, tadarus, zikiran dan masih banyak lagi ibadah-ibadah yang dilakukan. Namun, kita tetap harus melihat dan memperhatikan tentang sikap hati kita di dalam melakukan ibadah. 

Anak-anakku semuanya,
Yang harus kita ketahui ialah bahwa tidak ada suatu apapun yang dapat memecahkan atau yang dapat menguak sebuah takdir atau kehendak Allah SWT. Takdir apapun yang telah ditetapkan oeh Allah SWT tidak ada satupun orang atau mahluk yang bisa menggesernya. Persis yang diungkapkan dan dicatat dalam Kitab Syarah Hikam Ibnu Atho’illah yang menyatakan “Tidak ada yang namanya sebuah kemauan/kekuatan/semanagat mampu menyikap tirai-tirai takdir” atau boleh saja kita sebut “tidak ada satu perjuangan apapun yang mampu menyibak atau menghancurkan kekuatan takdir”

Anak-anakku semuanya,
Memang kalau sudah berbicara takdir merupakan persoalan yang sangat rumit. Sebut saja kita manusia yang berakal, kita manusia yang diberikan iman bahkan sampai pada firman Allah SWT yang menyatakan bawasanya Allah tidak akan mengubah suatu kaum hingga kaum itu mengubahnya. 

‎إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d ayat 11).

Ini menjadi dasar utama bagi orang orang yang mempunyai pemahaman bhawa takdir itu bisa diubah. Oleh karenanya para ulama, para mujadid, orang-orang yang paham mengenai ilmu akhirnya membagi takdir menjadi takdir mubram dan muallaq. Takdir Mubram ialah takdir yang tidak bisa diubah dan takdir Muallaq ialah takdir yang bisa diubah. Itu semua adalah sebuah catatan namun yang sesungguhnya/hakekatnya ialah ketetapan Allah SWT tidak ada satupun yang bisa mengubah, itulah yang harus dipahami. Seperti di dalam firman Allah SWT bahwa tidak ada kamu itu punya kehendak karena kehendak yang ada pada dirinya sebagai kekuasaan kehendak Allah SWT. Dengan kata lain semua telah dirancang oleh Allah SWT. Kita sebagai aktor Allah SWT sedangkan yang mempunyai skenario ialah Allah SWT dan sutradaranya ialah Allah SWT. Kalau dalam ilmu tasawuf lebih ekstrem lagi yakni bahwa kita bagaikan pena, pena tidak mempunyai kekuatan apapun. Yang menggerakkan pena itulah yang mempunyai kekuatan dan kemampuan mulai dari membuat tiitk, gurat, garis, kata hingga kalimat sampai cerita baik maupun buruk yang ditulisnya. Namun kembali lagi pada keyakinan kita, jika kita yakin bahwa takdir bisa diubah ya silahkkan, namun jika mempunyai keyakinan bahwa takdir itu tidak bisa diubah itu bagus. Yang penting ialah kita serahkan dan kembalikan semua kepada Allah SWT karena hakekatnya semua yang dijadikan oleh Allah SWT atas kehendak Allah SWT dan Allah SWT-lah yang menentukan semuanya.