Oleh : CM. Hizboel Wathony
Ahad, 17 Juni 2018 /
3 Syawal 1439 Hijriyah
Anak-anakku semuanya,
Di dalam kitab-kitab tasawuf ada istilah penyakit di dalam diri yang bernama hubbu dunya, hubbul mal, dan hubbul jal. Hubbud dunya cinta kepad adunia, hubbul mal cinta kepada harta benda dan hubbul jal cinta pada jabatan/derajat/pangkat.
Anak-anakku semuanya,
Rasa cinta terhadap sesuatu yang telah disediakan oleh Allah SWT itu manusiawi dan boleh, tidak dilarang, bahkan Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya QS. Ali Imran : 14
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Cinta kepada orang itu terhadap istri yaitu wanita-wanita, anak anak dan juga laki-laki bagi seorang wanita. Cinta untuk mengumpulkan harta benda dengan jenis perak maupun emas. Dimaksud perak dan emas ialah orang orang banyak mengumpulkan atau menabung atau mengoleksi benda-benda yang sifatnya premium, lux dan sederhana. Dan banyak lagi seperti diterangkan di atas bahwa suka dengan berbagai macam kendaraan pilihan (kuda pilihan) dan sawah ladang (bisnis). Maka disimpulkan bahwa kita manusia memang dijadikan rasa indah oleh Allah SWT untuk melihat, memandang, menyukai yaitu wanita, anak, harta benda, kendaraan pilihan, sawah ladang dan lain sebagainya. Semua itu kehidupan dunia dan kembali kepada Allah SWT itulah yang paling baik.
Anak-anakku semuanya,
Di maksud ialah bahwa kita tidak dilarang atau boleh mencintai apapun, menyukai apapun, namun yang dilarang itu jika melampaui batas sehingga melampaui sukanya atau cintanya kepada Allah SWT. Oleh karenanya orang-orang hakekat, orang-orang tasawuf ada cara untuk meruntuhkan dengan istilah zuhud, waro’. Tetapi yang harus dipahami disini ialah bahwa dunia itu bukan harta, dunia itu ialah kesibukan dan kegiatan kita dalam sehari-hari. Berbeda dengan harta/maal. Oleh karenanya yang harus kita pahami bahwa apabila kita ngoyo dalam bekerja sampai mengalahkan perintah Allah SWT berarti kita hubbu dunya. Jika kita bermain/bertamasya kemudian sampai mengalahkan perintah Allah SWT maka itu hubbu dunya. Jadi, banyak sekali hubbu dunya itu. Di dalam kitab Siyarus salikin meletakkan hadis “dunia itu laknat, siapapun yang masuk ke dunia maka akan ikut terlaknat”.
إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ
Siapa yang tidak terlaknat? Yaitu orang orang yang di dunia ini ada dipijakan Allah SWT yaitu jalan agama, yaitu bekerja karena Allah SWT yaitu beribadah untuk menafkahi istri, begitu juga istri bekerja dirumah untuk menyenangkan suami, anak sekolah/kuliah untuk meraih ilmu agar kehidupan lebih baik. Hakekatnya semua menjadi ibadah dan itulah makna waktu itu adalah ibadah. Ini yang disebut orang yang berada di jalan Allah, jadi semua karena Allah SWT, shalat karena Allah SWT, bekerja, rumah tangga, anak semua karena Allah SWT.