KULTUM PENDAR HIKMAH

IMPLEMENTASI SYUKUR

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Sabtu, 06 Oktober 2018 / 25 Muharram 1440 Hijriyah

“Bersyukur kepada Allah tidak cukup hanya sekedar mengucapkan Alhamdulillah dan begitu juga berterimakasih pada sesama tidak cukup hanya sekedar kata-kata, tapi harus ada kerja nyata atau penjabaran dari rasa syukur atau berterimakasih melalui pengabdiannya kepada Allah dan balas budinya pada sesama. Itulah Implementasi Syukur kepada Allah dan kepada sesama manusia”.


Anak-anakku semuanya,

Rasa syukur kita harus terus kita munculkan terhadap Allah SWT dimana Ia melimpahkan berbagai macam nikmat yang selalu kita rasakan dan nikmat keseharian. Oleh karena itu, rasa syukur itu tidak sekedar cukup untuk menyatakan atau sekedar mengatakan “alhamulillah” atau terima kasih kalau sesama manusia. Rasa syukur harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari dimana rasa syukur itu dalam bentuk pengabdian kita kepada Allah SWT. Sebagai contoh, kita akan disebut orang yang bersyukur kepada Allah SWT mana kala kita mau konsisten dengan memelihara jasmaniah kita agar kita sehat. Itu salah satu contoh rasa syukur kita sebagai orang yang sehat yang diberikan kesehatan oleh Allah SWT berlimpahnya Allah SWT memberikan kenikmatan itu banyak sekali. Rasanya sulit kita mengatakan sudah sampai atau belum nikmat Allah SWT itu datang. Nikmat Allah SWT itu sangat berlimpan dan jika dihitung maka tidak akan mungkin bisa menghitungnya. Yang harus kita sadari pula bahwa sebagai hamba Allah SWT dengan rasa syukur kemudian kita mengabdi kepada Allah SWT dengan pengabdian yang tulus dan total. Maka pengabdian-pengabdian yang kita lakukan kepada Allah SWT dalam bentuk seperti ibadah ritual atau sosial.

Semua itu ada dalam bentuk pengabdian. Dan pengabdian kita adalah bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT. Banyak orang yang tidak bersyukur kepada Allah SWT walaupun sudah mengatakan rasa syukur dengan kalimat “alhamdulillah” namun nyatanya bukan termasuk orang yang bersyukur. Banyak orang mendapatkan rizki namun tidak mau mengeluarkan rizkinya di jalan Allah SWT dan ini termasuk orang yang tidak bersyukur. Sementara Allah SWT memberitahukan kepada kita :

‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَاعَةٌ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al Baqarah ayat 254)

Jika orang yang bersyukur tentunya akan memberikan dan mengeluarkan di jalan Allah SWT karena hakekatnya itu tidak akan hilang melainkan kembali kepada diri kita sebagai investasi kita di akhirat bahkan untuk keselamatan.

‎مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah ayat 261)

Siapapun yang membelanjakan rizkinya di jalan Allah SWT akan dilipatgandakan yang diumpamakan seperti pohon yang bercabang 7 dan setiap cabang itu berbuah 100 buah. Kita sudah bayangkan berarti Allah SWT melipatgandakan hingga 700x lipat. Di dalam hadis dijelaskan 10x lipat. Terlepas dari itu semua yang jelas bahwa kita dianjurkan memberikan apa saja yang telah sampai kepada kita dan inilah hakekat orang yang mensyukuri nikmat Allah SWT dimana kita bisa berbagi dengan saudara-saudara kita. Bahkan bagi orang beriman dikatakan:

‎لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Belum disebut kamu orang yang beriman sebelum kamu mencintai saudaramu sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri

Yang berarti membagi apa yang ada pada diri kita yaitu nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT dimana itu merupakan anjuran untuk saudara, keluarga, teman dimana kita memberikan kepada mereka bagiannya. Memberikan itu adalah hal yang harus dilakukan oleh manusia dan fitrah manusia itu saling memberi, menolong. Orang orang yang beriman dinyatakan apabila orang itu disebut beriman perbaiki  diantara keluarga mu dengan hal yang baik seperti berbagi bagi orang orang yang bersyukur kepada Allah SWT.