“Kiblat sebagai arah menghadap saat mendirikan shalat ialah Ka'bah yang terletak di Makatul Mukaromah yang disebut juga Rumah Allah, tetapi banyak orang yang belum tahu dan tidak paham hakikat kiblat yaitu Kiblat Batiniah alias sikap hati kita saat mendirikan shalat itu harus menghadap kemana, yang disebut HAKIKAT KIBLAT”

Anak-anakku semuanya,

Kembali lagi kita harus bersyukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai nikmat kepada kita terutama nikmat sehat wal afiat yang sangat mahal sekali harganya jika dihitung dengan materi. Begitu besar nikmat Allah SWT yang ada pada diri kita teristimewa ialah kesehatan.

Anak-anakku semuanya,

Kembali kita akan membahas dan melanjutkan tentang bahasan shalat. Pada episdoe yang lalu telah dibahas beberapa pengertian tentang kedalaman shalat. Setelah kita selesai melakukan berbagai macam ritual dalam thoharoh kemudian kita berdiri tegak dimana perintah shalat ialah dirikan shalat bukan kerjakan shalat tetapi iqomah/berdiri tegak mengahdap kiblat yang berarti satu arah yaitu arah secara lahiriah ialah baitullah fil makatul mukaramah. Tentu saja kita harus paham kiblat secara batiniah wilayah yang sesungguhnya. Kiblat batiniah kita harus menghadap ke yang “punya rumah”. Persoalannya ialah menghadap ke yang punya rumah, apakah semua orang sudah mengenal tentang siapa yang disembah dan yang bernama tuhan alam semesta itu Allah? Mungkin sebagian besar baru kenal secara nama bahwa tuhan kita ialah Allahu Robbul ‘alamin. Tuhan sebagai Allahu robbul ‘alamin yang menjadi tuhan alam semesta yang bernama Allah bahkan dalam suatu kitab dijelaskan bahwa :

“Tidak sah ibadah seseorang jika tidam mengenal siapa yang disembah”.

Di dalam shalat yang akan menghadap tuhannya ialah Allah SWT dengan berdiri kita tegak, lurus ke depan dan harus tuma’ninah. Jika sudah tegak lurus berdiri menghadap kepada Allah SWT kemudian kita takbiratul ikhr “Allahu Akbar”. Kita tidak akan membahas tatacara shalatya, yang akan kita bahas ialah mengenai pemahaman dan pemaknaan dalam kehidupan sehari hari tentang shalat tersebut. Dimana shalat yang pertama diawali menghadap kepada Allah SWT dengan berdiri kemudian disambut dengan diawali takbir ini yang harus dipahami. Kenapa shalat itu dengan berdiri tegak lurus? Karena memang dalam kehidupan kita harus tegas dalam mengahdapi apa saja. tegas dalam arti disini tegak lurus, jangan kita berbelok belok. Artinya kalau menuju sesuatu harus kita luruskan diri dan pikiran kita atau dengan kata lain fokus. Jika kita ingin meraih sesuatu apapun maka kita harus bersungguh-sungguh. Barang siapa yang bersungguh sungguh untuk meraih sesuatu nicaya Allah SWT akan menolongnya dan memberikan pertolongan tersebut dengan cara menghantarkan atau menyampaikan apa yang dicitanya. Renungkan baik baik.

Jadi akhiranya kita paham bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita harus menjadi orang yang lurus, tegar, tidak boleh loyo atau menjadi orang yang apatis. Maka dari itu selain daripada berdiri dan kita benar-benar telah tegak dan tegar menghadapi kehidupan apapun, kemudian sabar dan saling sabar menyabarkan dan teguhkan kesabaranmu dengan cara tegar menghadapi kehidupan, bertakbirlah “Allahu Akbar”. Perhatikan baik baik takbir Yaitu meyerahkan diri kepada Allah SWT. Artinya saat kita takbir kita sudah paham betul bahwa Allah Maha Besar dan lainnya tidak ada. Menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT yang berarti jika sudah menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT yang berarti kita adalah golongan orang-orang yang tawakal. Maka tawakal kepada Allah SWT berarti sepenuhnya kita serahkan kepada Allah SWT. Intinya saat takbir kita benar-benar menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT dan ini diajarkan saat setiap kita melangkah kemana saja yakni dengan membaca doa :

بسم الله توكلت علي الله ولا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم
Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada Allah, Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.