KULTUM PENDAR HIKMAH

CERMIN KEHIDUPAN

Oleh : CM. Hizboel Wathony
Ahad, 06 Januari 2019 / 28 Rabi'ul Tsani 1440 Hijriyah

“Tujuh ayat yang berulang ialah Surat Al-Fatihah yang mencerminkan kehidupan seperti satu ayat yang diperuntukan antara hamba dengan Tuhannya, dimana hamba itu meminta pertolongan dan Tuhanlah yang memberikan pertolongan. Ini menjadi cermin kehidupan bahwa hambah itu lemah dan membutuhkan pertolongan dari Tuhan Alam Semesta yaitu Allah”.


Anak-anakku sekalian,

Mari kita membahas tentang kelanjutan dari episode lalu dimana kita mebahas tentang shalat dimana target dari shalat sebagaimana yang telah Kami jelaskan bahwa :

 

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar." (QS. Al Ankabut ayat 45)

Untuk mencapai derajat dimana kita bisa terlepas dari penyakit yang fahsyaa dan segala bentuk kemugkaran dengan melalui proses natijah dari shalat/buah dari shalat tentunya kita harus faham betul tentang rangkaian rangkaian shalat itu sendiri. Di dalam shalat, kita berdiri lurus yang berarti berdiri lurus disini kita sama saja tegak lurus dalam menjalani hidup kita. Kalau kita renungkan baik baik di dalam kehidupan kita sehari hari saat kita mengadapi situasi, kondisi, keadaan dimana kita dihadapkan dengan ujian dan cobaan jika kita tidak kuat dan tetap berdiri menghadapi ujian maka kita akan runtuh dan apatis bahkan bisa jadi putus asa dalam mengajdapi kehidupan. Sebenarnya dalam shalat telah memberitahukan bahwa dengan berdiri tegak lurus kepada Allah SWT yang berarti menyerahkan seluruh urusan kepada Allah SWT seperti saat awal shalat mengucapkan takbirotul ikhrom yang berarti menyerahkan kehidupan kita kepada Allah SWT. Saat kita berdiri kita membaca al fatihah dimana ayat yang berulang itu pertama ialah memuji kepada Allah SWT kemudian ayat selanjutnya kita kaitkan dengan hadis qudsi bahwa 7 ayat yang berulang itu dibagi 3 bagian yaitu :

1. 3 ayat untuk-Ku yaitu :
‎الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."

‎الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
"Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."

‎مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
"Yang menguasai di Hari Pembalasan."

2. Ayat untuk-Ku dan untukmu
‎إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
"Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan."

3. 3 ayat untukmu
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
"Tunjukilah kami jalan yang lurus,"

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
"(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."

Kita renungkan baik baik di dalam 7 ayat berulang itu yaitu pertama ialah puji dan sanjung hanya untuk Allah SWT yang memang berarti hanya untuk Allah SWT kemudian sifat sifat Allah SWT dinyatakan ar Rahman dan ar Rahiim yaitu yang Pemurah dan Penyayang. Kemudian kekuasaan, kepemilikan, dan keperkasaan Allah SWT dimana ia menguasai alam semesta termasuk pada saat yaumud diin yaitu Ia-lah raja, penguasa pada saat hari peradilan yaitu hati perhitungan.


Anak-anakku semuanya,
Kalau kita sudah memahami bahwasanya di dalam al fatihah itu ada pengertian dan kita baca :

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam"

Segala puji bagi Allah, Tuhan pendidik semesta alam, Tuhan pemelihara alam semesta yang berarti dengan kata lain kita tidak ada kekuasaan dan tidak ada hak untuk minta dipuji dan sanjung pasa saat kita melakukan apapun pada saat kita bisa memberikan pada saat kita menolong atau melakukan apa saja. Jadi puji dan sanjung itu hanya untuk Allah SWT tidak untuk kita. Kita tidak mempunyai hak. Oleh karenanya jika seseorang menerima sesuatu apapun hendaklah membaca الْحَمْدُ لِلَّهِ dan boleh dilanjutkan dengan “terima kasih”. Kemudian kita juga harus tau persis dan yakin bahwa Allah SWT itu ar Rahman dan ar Rahiim yaitu Pemurah dan Penyayang. Tidak usah khawatir kita tidak mendapatkan rizki, tidak usah khawatir kita terlantar. Ingatlah bahwa Allah SWT sangat bertanggung jawab terhadap hamba-hamba-Nya. Tidak ada hamba yang diterlantarkan atau dinistakan atau dideskreditkan atau mendapatkan penderitaan dan tidak mendapatkan pertolongan Allah SWT. Buktinya, banyak mahluk yang tidak mampu dan tidak kuat menanggung rizkinya, banyak orang kufur kepada Allah SWT tetap mendapatkan rizkinya. Itulah sebagai bukti bahwa Allah SWT itu ar Rahman dan ar Rahiim. Dan catatannya ialah bahwa setelah kehidupan dunia akan ada kehidupan akhirat dimana Allah SWT akan menjadi raja di hari peradilan. Itulah yang harus dipercayai. Oleh karenanya jangan engkau tukarkan lautan akhirat dengan seteguk nafsu duniamu. Percayalah bahwa kehidupan dunia ini sebentar dan nanti akan ada kehidupan yang kekal, yang abadi ialah akhirat. Selain dari pada itu, satu untuk-Ku dan satu untukmu ialah :

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
"Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan."

Dengan kata lain hamba mengabdi kepada Allah SWT kemudian Allah SWT yang memberikan fasilitas dan Allah SWT yang mengabulkan apa saja saat hamba memintanya. Sesuai juga dengan firman Allah SWT:

‎وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Ghafir ayat 60)

Kemudian hamba meminta lagi :

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus,

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
"(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."

Jalan yang lurus ialah jalan orang orang yang telah Engkau beri nikmat dan bersyukur yaitu jalannya orang orang shaleh yaitu para Nabi, para shidiqin, para syuhada itulah yang menjadi harapan hamba hamba. Bukan jalan yang telah Engkau murkai. Itu yang diisyaratkan jalan orang orang yang Engkau murkai seperti Firaun, Qarun. Di dalam surat Al Fatihah jelas gambarannya untuk kehidupan kita sehari hari yang berarti memang kita harus menjadi orang yang semeleh, rendah hati, puji dan sanjung semua kita kembalikan kepada Allah SWT dan percaya bahwa Allah rahman rahiim dan yakin betul ada kehidupan akhirat dimana Allah SWT akan menentukan kita ahli surga atau tidak. Dan yang harus kita sadari juga ialah tempat meminta hanya kepada Allah SWT bukan kepada yang lainnya (dukun, paranormal, tempat kramat, benda benda). Begitu juga pengabdiannya dimana pengabdiannya hanya kepada Allah SWT bukan kepada lainnya.

Kemudian kita membaca tentang kehidupan masa lalu yaitu masa lalu dari umat dan masa lalu kita. Jangan sampai kita seperti mereka. Jadilah kita seperti mereka yang shaleh yang baik yang shidiq, yang syuhada, yang disebut arifin billah, orang orang shaleh dan itulahbyang harus kita contoh. Begitu juga dalam kehidupan kita sehari hari dimana kita bisa membaca orang orang mana oranb yang shaleh dan tidak dan jadikan cermin dalam kehidupan sehari hari. Dengan demikian kita harus menjadi orang yang baik dan benar dan lurus hanya kepada Allah SWT. Berarti kita benar benar menjadi orang yang mengabdi kepada Allah SWT yang patuh dan tunduk hanya kepada Allah SWT. Semoga kita golongan orang orang yang mendapatkan hidayah dan petunjuk dari Allah SWT.
Link YouTube: https://youtu.be/T9IqqMkG5CU